Amantra Bali – Dalam era digital yang terus berkembang, akses internet yang cepat, andal, dan terjangkau telah menjadi kebutuhan fundamental bagi masyarakat modern. Namun, masih terdapat banyak wilayah di dunia yang belum terjangkau oleh layanan internet berkualitas baik, terutama di daerah terpencil atau pedesaan. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah perusahaan visi masa depan, SpaceX, telah mengembangkan sistem revolusioner bernama Starlink, yang berpotensi mengubah lanskap akses internet global.
Starlink adalah proyek ambisius yang bertujuan untuk membangun sebuah konstelasi satelit broadband di orbit bumi rendah (Low Earth Orbit atau LEO). Pada intinya, Starlink memanfaatkan ribuan satelit kecil yang mengorbit bumi pada ketinggian sekitar 550 kilometer di atas permukaan bumi. Satelit-satelit ini saling terhubung satu sama lain melalui teknologi laser inter-satellite links, yang memungkinkan transfer data secara langsung dari satu satelit ke satelit lainnya.
Dengan menggunakan konstelasi satelit ini, Starlink mampu menyediakan layanan internet broadband berkecepatan tinggi dan latensi rendah ke seluruh penjuru dunia, termasuk di area terpencil di mana infrastruktur internet terrestrial sulit dibangun. Ini merupakan terobosan signifikan dalam upaya memperluas akses internet global dan menghapus kesenjangan digital yang masih ada.

Untuk memahami cara kerja Starlink secara lebih mendalam, mari kita uraikan setiap komponen utama dari sistem ini. Pertama, konstelasi satelit itu sendiri. SpaceX telah melakukan peluncuran bertahap satelit-satelit Starlink menggunakan roket Falcon 9 mereka sendiri. Setiap peluncuran dapat membawa puluhan hingga ratusan satelit Starlink ke orbit. Tujuan akhirnya adalah membangun sebuah konstelasi yang terdiri dari ribuan satelit, yang akan memberikan cakupan internet global yang tak tertandingi.
Satelit-satelit Starlink ini dilengkapi dengan teknologi laser inter-satellite links canggih yang memungkinkan mereka berkomunikasi satu sama lain. Ketika data dikirimkan dari pengguna di bumi, data tersebut akan diterima oleh satelit terdekat yang melintas di atas lokasi pengguna. Satelit ini kemudian akan meneruskan data melalui laser inter-satelit ke satelit lain dalam konstelasi, membentuk sebuah rute komunikasi yang dinamis dan efisien.
Untuk menghubungkan konstelasi satelit dengan jaringan internet global, Starlink menggunakan stasiun bumi yang disebut gateways. Stasiun ini berfungsi sebagai jembatan antara konstelasi satelit dan jaringan internet terrestrial. Ketika data dari pengguna mencapai stasiun bumi terdekat melalui rute satelit, stasiun ini akan menghubungkan data tersebut ke jaringan internet global, memungkinkan akses internet tanpa batas bagi pengguna Starlink.

Di sisi pengguna, Starlink menyediakan terminal atau antena kecil yang disebut “Starlink Dish“. Terminal ini berperan sebagai penghubung antara pengguna dan satelit Starlink terdekat. Dengan menggunakan teknologi beamforming dan pelacakan otomatis, terminal ini dapat secara efisien mengomunikasikan data antara pengguna dan satelit yang melintas di atas lokasi pengguna.
Salah satu keunggulan utama Starlink adalah kemampuannya untuk menyediakan layanan internet dengan latensi rendah. Ini karena satelit-satelit Starlink berada di orbit rendah, jauh lebih dekat ke bumi dibandingkan dengan satelit internet tradisional yang berada di orbit geostasioner (GEO) pada ketinggian 35.786 kilometer. Dengan jarak yang lebih dekat, waktu tempuh sinyal dari bumi ke satelit dan kembali menjadi jauh lebih singkat, menghasilkan latensi yang rendah dan pengalaman internet yang lebih responsif.
Meski masih dalam tahap pengembangan dan perluasan cakupan, Starlink telah menunjukkan potensi luar biasa dalam menyediakan akses internet berkualitas tinggi ke seluruh dunia, bahkan di wilayah yang paling terpencil sekalipun. Dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti konstelasi satelit, laser inter-satelit, dan antena beamforming, Starlink berpotensi menjadi game-changer dalam memecahkan masalah penyebaran akses internet global yang merata dan terjangkau.
Sumber Referensi: SpaceX