Memahami Psikologi Marketing Dalam Bisnis5 min read

Memahami Psikologi Marketing Dalam Bisnis - Amantra Bali Creative
Memahami Psikologi Marketing Dalam Bisnis - Amantra Bali Creative
Waktu Baca: 4 menit

Jika Anda belum memahami psikologi marketing, maka strategi pemasaran Anda belum bisa dibilang sempurna. Katakanlah Anda belum mengetahui bagaimana mempengaruhi publik melalui kalimat-kalimat yang bisa memicu emosional mereka. Maka bisa saja ini menyebabkan tingkat konversi penjualan bisnis Anda menurun atau bahkan memburuk. Sebaliknya, jika Anda berhasil menggunakan psikologi marketing dengan benar, maka tentu saja pemasaran Anda akan lebih mudah dan tentunya konversi penjualan Anda akan semakin lancar.

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa begitu banyak perusahaan makanan cepat saji seperti McDonald’s dan Burger King menggunakan warna merah dalam logo mereka? Banyak orang berpendapat bahwa karena secara psikologis, warna merah membuat orang merasa lebih lapar. Sementara yang lain berpendapat bahwa itu hanyalah warna cerah yang menarik perhatian. Apapun alasan sebenarnya, perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan strategi psikologi marketing untuk membawa pelanggan berbondong-bondong datang ke tempat mereka.

Lalu, bagaimana cara untuk mengaplikasikan psikologi marketing dengan benar pada bisnis Anda? Jika bisnis Anda ingin memberikan kesan yang baik kepada pelanggan, berikut lima tips pemasaran berbasis psikologi yang bisa Anda pelajari dalam Memahami Psikologi Marketing Dalam Bisnis :

Gunakan Teknik Resiprokal
Psikologi resiprokal akan bekerja seperti ini: Ketika seseorang memberi kita sesuatu, secara sadar atau tidak sadar kita merasa terdorong untuk mengembalikan sesuatu kepada mereka. Pernahkah Anda ditawari sampel produk gratis ketika Anda pergi ke departement store dan merasa berkewajiban untuk membeli produk itu setelah menerima sampel gratis? Itu adalah contoh pengaplikasian dari strategi pemasaran psikologi resiprokal dan Anda dapat menggunakannya untuk meningkatkan penjualan Anda – bahkan jika Anda membuka bisnis online.

Misalnya, Anda dapat menawarkan kepada pelanggan software yang bersifat trial secara gratis. Setelah mereka menerima dan merasa cocok dengan produk trial yang bisnis Anda berikan, mereka akan cenderung langsung membeli produk full version Anda. Bahkan, Anda juga bisa menawarkan hadiah gratis kepada pembeli ketika mereka melakukan pembelian terhadap suatu produk yang Anda tawarkan. Orang-orang akan dengan senang hati mendapatkan hadiah gratis dan mereka akan membalasnya dengan menjadi pelanggan reguler atau setia bisnis Anda.

Manfaatkan Goldilocks Effect
Istilah Goldilocks Effect bermula dari kisah seorang yang bernama Goldilocks. Ketika dia menemukan tiga jenis bubur, dia memilih yang “tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin, tetapi tepat” . Konsumen mengalami Goldilocks Effect sepanjang waktu saat berbelanja. Mereka yang terkena Goldilocks Effect bukan mencari opsi produk termurah atau termahal, tetapi yang tepat dan benar-benar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.

Baca Juga  Realitas Palsu: Saat Kita Terperangkap dalam Dunia Virtual

Salah satu contohnya adalah ketika Anda pergi ke suatu restoran bowl ala Jepang. Terdapat menu utama yaitu bowl namun dengan beberapa varian topping yang berbeda. Varian tersebut sebut saja bowl dengan topping yakiniku, blackpapper, dan mayonnaise. Berbagai konsumen pastinya memiliki selera yang berbeda-beda pula. Dengan memberikan opsi-opsi tersebut, konsumen akan memainkan Goldilocks Effect dan pastinya memilih pilihan yang sesuai dengan selera mereka. Atau, Anda juga bisa memberikan tanda “Top seller” atau “Favorit Konsumen” untuk semakin memantapkan pilihan pelanggan ketika mereka memilih produk Anda.

Menampilkan produk Anda dengan cara ini adalah strategi yang bagus untuk mengarahkan konsumen kepada keinginan dan kebutuhan mereka akan produk bisnis Anda. Alih-alih pembeli memilih opsi produk termurah atau termahal, Anda akan meningkatkan penjualan dengan menyoroti produk terbaik Anda.

Perlihatkan Bukti Sosial (Social Proof)
Pernahkah Anda melewati restoran baru di lingkungan Anda, melihat antrean pengunjung di pintu restoran dan berpikir, “Wow, restoran itu pasti sangat enak! Kita harus pergi ke sana!“. Maka Itu adalah contoh manifestasi dari bukti sosial atau Social Proof. Ketika publik melihat bahwa suatu toko, produk, atau pelayanan bisnis disukai oleh orang lain, produk atau layanan bisnis itu secara tiba-tiba akan mendapatkan nilai yang lebih besar.

Kekuatan Bukti Sosial lebih jauh ditunjukkan oleh fakta bahwa pembeli cenderung akan membaca ulasan suatu produk sebelum mereka membeli produk tersebut. Dengan menunjukkan Bukti Sosial di akun media sosial atau situs web Anda – baik dalam bentuk ulasan pelanggan, testimonial, rating, dan lainnya – calon pelanggan akan ikut mengantre dalam antrean pengunjung bisnis untuk membeli produk atau jasa bisnis Anda. Meskipun pada mulanya hanya penasaran, sosial proof bisa meningkatkan rasa keingin tahuan pelanggan.

Buat Kesan “Takut Ketinggalan” akan Produk yang Anda Jual
5 Tips Penerapan Psikologi Marketing yang Patut Dicoba Bisnis Anda“Takut Ketinggalan” dalam istilah bahasa inggrisnya adalah Fear Of Missing Out (FOMO). Istilah ini telah menjadi ungkapan populer dalam budaya konsumsi saat ini. Contoh dari istilah ini biasanya merujuk pada orang yang tidak bisa berhenti melihat info smartphone terbaru karena mereka takut ketinggalan informasi akan hal tersebut. Tetapi, bisnis Anda sebenarnya juga dapat menerapkan FOMO untuk menarik konsumen agar membeli produk Anda.

Baca Juga  Mengulik Harddisk Sentinel, Alat untuk Optimalkan Kerja Hard Disk

Salah satu penerapan FOMO, Anda bisa menggunakan frasa “Jangan Lewatkan!” pada iklan produk yang Anda pasarkan. Atau, Anda bisa menawarkan produk “Limited Edition“atau Edisi Terbatas. Dengan memberitahukan konsumen bahwa Anda hanya memiliki jumlah produk yang terbatas atau membuat urgensi penjualan suatu produk hanya dalam jangka waktu satu hari, Anda dapat meyakinkan konsumen bahwa waktu yang tepat untuk membeli produk Anda adalah: sekarang! Jadi, cobalah buat kampanye Flash Sale atau tawarkan kupon diskon untuk waktu yang terbatas. Jika sasaran pasar Anda tepat, maka orang-orang akan langsung mengambil tindakan dengan membeli barang tersebut karena tidak ingin terlewatkan.

Membangkitkan Emosional Calon Pelanggan
Pernahkah Anda membeli sesuatu hanya karena barang yang Anda beli tersebut bisa meningkatkan mood dan membuat Anda bersemangat? Sepertinya, hal tersbeut sering dialami oleh banyak orang di dunia ini. Menurut beberapa pakar neuroscience, emosi adalah unsur yang diperlukan dan paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Apakah Anda memutuskan untuk membeli permen favorit sampai kepada mobil impian Anda. Pertimbangan-pertimbangan seperti bagaimana spesifikasi, fungsi, dan hal teknis lainnya akan dikalahkan oleh emosional seorang pembeli.

Jadi, alih-alih memberi tahu pelanggan Anda betapa hebatnya produk Anda dengan menunjukkan fitur dan spesifikasinya, beri tahu mereka bagaimana hal itu akan membuat mereka merasa senang, nyaman, dan puas ketika mereka menggunakannya. Jika Anda dapat membangkitkan emosional konsumen, mereka akan lebih cenderung membentuk koneksi pribadi dengan brand Anda. Dan ini tentu akan berujung pada peningkatan penjualan bisnis Anda. Konsumen pu merasalebih puas dengan [roduk Anda. Karena tidak hanya spesifikasi yang bagus, produk Anda juga berhasil memberikan kesenangan pada pelanggan Anda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini